Sepanjang tahun 2022, perkembangan inflasi year on year Provinsi DKI Jakarta terus berfluktuasi dengan tren meningkat. Puncak inflasi (y-o-y) terjadi pada bulan September yang tercatat mencapai 4,61% akibat naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Inflasi Provinsi DKI Jakarta konsisten naik hampir setiap bulan dengan hanya tiga kali penurunan tipis di bulan Februari, Mei, dan Agustus. Naiknya inflasi di penghujung tahun ini diprediksi terjadi akibat peningkatan aktivitas masyarakat menjelang Natal, tahun baru, dan liburan sekolah yang kemudian mendorong naiknya harga sejumlah barang dan jasa. Selain itu, kenaikan harga juga dipengaruhi oleh keterbatasan pasokan beberapa komoditas.
Provinsi DKI Jakarta pada bulan Desember 2022 mengalami kenaikan inflasi secara month to month sebesar 0,55% dimana pada bulan sebelumnya terjadi inflasi ringan sebesar 0,05%. Secara year on year, nilai inflasi mencapai 4,21%, naik 0,10% dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,11%. Angka tersebut jauh diatas nilai inflasi (y-o-y) pada Desember 2021 yang hanya sebesar 1,53%. Selanjutnya, jika dibandingkan tahun 2021, pada tahun 2022 pergerakan nilai inflasi jauh lebih tinggi dengan peningkatan inflasi yang sangat signifikan seperti pada bulan September 2022. Peningkatan tersebut seiring dengan pulihnya perekonomian pasca pandemi Covid-19, aktivitas ekonomi masyarakat, dan pengaruh tekanan global.
Inflasi year on year pada bulan Desember 2022 dipicu oleh kenaikan indeks harga pada hampir seluruh kelompok pengeluaran. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok transportasi yang masih dipengaruhi naiknya harga BBM pada September 2022 dengan kontribusi sebesar 1,54%. Komoditas utama yang menjadi pemicu pada kelompok tersebut yaitu bensin, jasa angkutan udara, dan jasa angkutan dalam kota. Kelompok selanjutnya yang menjadi pendorong yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,81% yang didorong oleh kenaikan harga rokok kretek filter, telur ayam ras, dan beras. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga turut memberikan sumbangan inflasi yang dipicu oleh naiknya harga bahan bakar rumah tangga, kontrak rumah, dan sewa rumah.
Inflasi Provinsi DKI Jakarta pada bulan Desember 2022 tercatat secara year on year berada di luar range proyeksi inflasi Provinsi DKI Jakarta pada RPD 2023-2026 (3±1%). Namun, secara nasional Provinsi DKI Jakarta menempati posisi ke 83 dari 90 kota dengan urutan inflasi tertinggi hingga terendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa inflasi Provinsi DKI Jakarta relatif rendah. Selanjutnya, jika dibandingkan dengan kota-kota satelit di sekitar Provinsi DKI Jakarta, inflasi year on year Provinsi DKI Jakarta (4,21%) berada pada posisi terendah dibandingkan kota Bogor (5,82%), Depok (6,06%), Tangerang (4,56%), dan Bekasi (5,37%).
Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta (02/01/2023)