Workshop UN-ESCAP: Jakarta Mendukung Penggunaan Energi Berkelanjutan Workshop UN-ESCAP: Jakarta Mendukung Penggunaan Energi Berkelanjutan

Workshop UN-ESCAP: Jakarta Mendukung Penggunaan Energi Berkelanjutan

Pada hari Selasa (18/05/2021), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP) menyelenggarakan workshop “ESCAP-UNEP Report ’SDG7 Localization: Affordable and Clean Energy in ASEAN cities’ & REN21’s Renewables in Cities 2021 Global Status Report”. Acara ini diselenggarakan guna mempercepat terwujudnya energi berkelanjutan di kota-kota ASEAN termasuk Jakarta. Acara ini dilaksanakan secara daring dan dihadiri oleh perwakilan pemerintah dari berbagai negara, kalangan bisnis serta akademisi diantara hadir perwakilan dari ESCAP; UNEP; REN21; UCLG ASPAC ; Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (dalam hal ini diwakili oleh Bappeda), Pemerintah Kota Cauayan, Filipina ; IRDA, perwakilan Kota Iskandar, Malaysia; Yayasan Energi China ; serta hadirin dari berbagai negara.

Kepala Bappeda Provinsi DKI Jakarta Nasruddin Djoko Surjono sebagai narasumber pada sesi City Expert Panel membahas perkembangan dan penerapan terkini mengenai Energi Berkelanjutan di DKI Jakarta. Melalui paparannya, Beliau menyampaikan Program Energi Berkelanjutan di Jakarta dengan empat rangkuman yaitu profil dan isu terkait energi di DKI Jakarta, tujuan dan target dari Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau/Affordable and Clean Energy) dan poin 13 (Perubahan Iklim/Climate Action) di DKI Jakarta, Projek dan Kebijakan serta dukungan yang dibutuhkan pemprov DKI Jakarta terkait terwujudnya SDGs poin 7 dan 13. Topik pada panel ini juga dibahas bersama sejumlah narasumber lainnya yakni Bernadia Irawati Tjandradewi, Secretary General of UCLG ASPAC, kemudian Bernard Faustino Dy, selaku Mayor, Kota Cauayan, Filipina, serta Maimunah Jaffar selaku Lead Technology and Innovation, IRDA, Iskandar, Malaysia.

Penerapan SDGs poin 7 di DKI Jakarta dapat diukur melalui electrification ratio, per-capita electricity consumptiondan renewable energy share in TFEC. Sejak tahun 2018, electrification ratio DKI Jakarta telah mencapai 100%; Per-capita electricity consumption naik secara konsisten dari 2.997 kWh pada tahun 2015 menjadi 3.256 kWh pada tahun 2019; serta renewable energy share in TFEC meningkat dan mencapai 0,12% pada tahun 2020.

Untuk mewujudkan SDGs poin 7, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan peraturan-peraturan dan imbauan seperti Peraturan Gubernur No. 3 Tahun 2020 tentang Insentif Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atas Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (battery electric vehicle) untuk transportasi jalan, Instruksi Gubernur No. 17/2021 tentang Manajemen Dampak Bencana Perubahan Iklim, Instruksi Gubernur No. 66/2019 tentang Manajemen Kualitas Air, imbauan efisiensi energi di gedung-gedung milik pemerintah dan swasta, serta imbauan efisiensi penggunaan listrik, bahan bakar fosil, dan air.

Selain peraturan dan imbauan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah menerapkan strategi intervensi transportasi berkelanjutan seperti prioritas pembangunan trotoar bagi pejalan kaki, skema integritas transportasi dengan adanya Transjakarta (BRT), MRT, LRT hingga kolaborasi langsung dengan penduduk DKI Jakarta, salah satunya Program Sekolah Ramah Sepeda di SDN 01 Gandaria Selatan. Kebijakan lain yang sudah dirancang dan masih dalam proses ialah komitmen penggunaan renewable energy seperti pembangunan transportasi masyarakat berbasis listrik dengan melakukan percobaan e-bus, Lampu Jalan Raya berbasis LED, Stasiun Pengisian Daya Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Waste-to-Energy Power Plants/Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), dan pembangunan panel surya di gedung pemerintah dan swasta.

Pada tahun 2018, lebih dari setengah populasi dunia (55%) merupakan penduduk perkotaan. Persentase ini diprediksi akan meningkat hingga mencapai sekitar 68% atau bertambah sebanyak 2,5 milyar orang penduduk perkotaan di tahun 2050 (United Nations, 2019). Pada lingkup ASEAN, populasi perkotaan telah tumbuh sekitar 3% setiap tahun antara tahun 1990 dan 2015. Di sisi lain, laju emisi karbon dioksida (CO2) telah meningkat lebih dari dua kali lipat seiring dengan peningkatan konsumsi energi perkotaan terutama dalam bidang transportasi dan bangunan. Oleh karena itu, bagaimana cara kota-kota di ASEAN dirancang, direncanakan, dan dikelola akan sangat menentukan keberhasilan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs).

UN-ESCAP menyelenggarakan workshop ini dengan mempertemukan perwakilan pemerintah kota dari berbagai negara, kalangan bisnis serta akademisi untuk membahas praktik dan program terbaik untuk mempercepat terwujudnya energi berkelanjutan dengan mengikuti tren, dan perkembangan terkini energi berkelanjutan di kota-kota ASEAN dan negara lain di Asia dan Pasifik. Topik lokalisasi SDGs poin 7 akan dibahas sehubungan dengan peran kota dalam pencapaian Agenda 2030 dan memastikan akses ke energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua.

Artikel Terkait
Aksesbilitas
Perbesar Text
Kecilkan Text
Readable Font
Atur Ulang / Reset