Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, perekonomian Indonesia terguncang terutama Provinsi DKI Jakarta yang merupakan daerah dengan kontribusi terbesar terhadap perekonomian di Indonesia. Kondisi pengangguran bertambah, banyak pekerja yang berkurang jam kerjanya, dan banyak pekerja yang sementara bekerja di rumah menjadi salah satu dampak pandemi di sektor ketenagakerjaan. Namun seiring dengan upaya penanganan Covid-19 melalui karantina dan vaksinasi massal, aktivitas masyarakat mulai kembali normal, ekonomi DKI Jakarta pun kembali pulih, begitu pula dengan kesempatan kerja bagi masyarakat yang meningkat.
Pada Februari 2022, Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) masyarakat DKI Jakarta naik 0,51% menjadi 92% dibanding periode yang sama tahun lalu yang berarti bahwa 92 dari 100 angkatan kerja sudah bekerja dan sisanya masih mencari pekerjaan atau pengangguran. Naiknya TKK tersebut juga selaras dengan berkurangnya pengangguran sebanyak 60 ribu orang, pekerja yang sementara tidak bekerja berkurang sebanyak 13 ribu orang, dan pekerja yang mengalami pengurangan jam kerja juga berkurang sebanyak 327 ribu orang. Hal ini menunjukkan kondisi tenaga kerja di DKI Jakarta mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19.
Penyerapan tenaga kerja pada bulan Februari 2022 dibanding Februari 2021 terjadi paling banyak di sektor administrasi pemerintahan, jasa perusahaan, dan jasa keuangan. Sementara itu, sektor perdagangan, sektor akomodasi dan makan minum, dan sektor transportasi & pergudangan masih menjadi sektor utama yang menyerap tenaga kerja terbanyak. Oleh karenanya, pemerintah provinsi DKI Jakarta juga memiliki kebijakan khusus untuk sektor perdagangan berupa bantuan sarana prasarana, pinjaman modal, dan pelatihan kepada UMKM. Hal ini karena UMKM merupakan penyedia kebutuhan masyarakat dan salah satu penggerak utama (±94%) perekonomian Provinsi DKI Jakarta.
Sumber :
BPS Provinsi DKI Jakarta (09/05/2022)