Di tengah wajah modern Jakarta, ternyata masih terjaga kelawasan Kota Tua. Kawasan bersejarah di Jakarta Barat ini menyisakan banyak bangunan berarsitektur kolonial Belanda. Kita seperti kembali ke masa silam saat berwisata dari Jembatan Kota Intan, Museum Fatahilah, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Seni Rupa dan Keramik, sampai Museum Wayang. Merekalah saksi bisu sewaktu kota ini masih bernama Batavia.
Museum Wayang adalah salah satu bangunan tua yang sudah berhasil direvitalisasi. Bekas gereja tersebut diresmikan menjadi Museum Wayang pada 13 Agustus 1975 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Museum berarsitektur dan bertata ruang kuno tersebut memiliki koleksi wayang dari berbagai daerah di Indonesia. Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi kemudian meresmikan wajah baru Museum Wayang pada 24 Januari 2025.
Setelah revitalisasi terakhirnya, museum ini tampil lebih segar dan informatif. Ada beberapa fitur terbaru yang menjadi bagian dari Museum Wayang. Misalnya, penataan wayang kulit yang tersusun rapi dan lebih menarik, dengan menggunakan bahasa Indonesia maupun Inggris. Pengunjung pun dapat mengakses informasi lewat teknologi scan melalui barcode. Tersedia pula Ruang Imersif, Teknologi Super Hologram, Permainan Interaktif, Alat Musik dengan Teknologi Digital, Foto Kecerdasan Buatan (AI), serta Fasilitas Ramah Disabilitas.
Bagian museum yang paling menarik adalah Ruang Imersif di mana pengunjung dapat menonton animasi wayang. Wisatawan juga bisa mencoba teknologi yang dapat menyentuh dinding, lalu mengeluarkan efek seolah dinding tersebut bisa disentuh sampai mengeluarkan efek seolah nyata. Selesai menikmati tayangan animasi wayang, pengunjung dapat mencoba permainan. Caranya dengan mewarnai gambar yang sudah disediakan, lalu setelah selesai bisa men-scan-nya, sehingga muncul di layar dan bergerak berkat bantuan teknologi canggih. Pengunjung pun dapat menikmati permainan seperti lari di tempat, namun gerakan kita terdeteksi di layar.
Revitalisasi ini mengubah pula desain interior Museum Wayang. Fasilitas-fasilitas baru itu mendukung pengalaman pengunjung, sehingga meningkatkan jumlah wisatawan, lokal maupun internasional. Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang betapa penting wayang dalam budaya Indonesia, serta membuka peluang pengembangan ekonomi lokal melalui pariwisata seni budaya.
Museum Wayang juga menjadi pusat edukasi dan pelestarian budaya wayang, di samping inisiatif baru dalam pembelajaran pertunjukan wayang. Sebagai tempat pengetahuan untuk masyarakat mempelajari wayang, museum ini menjaga keberlanjutan seni budaya Indonesia tersebut.