Konferensi Mini Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (MABI)  Tahun 2024 dengan Melibatkan Komunitas Konferensi Mini Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (MABI)  Tahun 2024 dengan Melibatkan Komunitas

Konferensi Mini Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (MABI) Tahun 2024 dengan Melibatkan Komunitas

Jakarta (25/11). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta sukses menggelar Konferensi Mini Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (MABI) Tahun 2024 dengan melibatkan komunitas.

Acara yang bertempat di Jakarta Future City Hub, gedung JB Tower, lantai 23 ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Jakarta.


Acara dibuka langsung oleh Andhika Ajie, Kepala Pusat Riset dan Inovasi Daerah Bappeda Provinsi DKI Jakarta selaku Wakil Ketua Tim Pokja V Tim MABI. Dalam sambutannya, Andhika menekankan pentingnya peran semua pihak dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin kompleks.

Sebagai keynote speaker, Agung Indrajit, Kepala Pusat Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan, Kementerian PPN/Bappenas, menggarisbawahi pentingnya perencanaan berbasis data untuk menghadapi dampak bencana iklim. Ia juga menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor dan pendanaan berkelanjutan sebagai kunci sukses aksi penanggulangan perubahan iklim.

Konferensi mini MABI 2024 ini menghadirkan para ahli dan praktisi yang kompeten di bidangnya. Narasumber-narasumber yang berasal dari berbagai institusi, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, dan lainnya, memberikan paparan yang sangat menarik dan menginspirasi.

Konferensi ini terdiri dari dua sesi diskusi yang menghadirkan para expert di bidangnya serta para peserta dari Dutch Training And Exposure Programme (DUTEP). Mereka berbagi pengalaman dan solusi inovatif dari program pelatihan internasional, memperkuat relevansi isu global dalam konteks lokal Jakarta.


Pada sesi pertama, topik yang dibahas mencakup strategi adaptasi masyarakat pesisir, mekanisme perlindungan sosial informal, hingga sistem manajemen banjir pintar. Narasumber seperti Tikkyrino Kurniawan, Gusti Ayu Ketut Surtiari, dan Maman Supratman mengangkat solusi berbasis data dan pendekatan budaya untuk mengurangi kerentanan terhadap dampak perubahan iklim.

Sesi kedua membahas aspek infrastruktur hijau, desain ruang perkotaan berbasis ekoterapi, dan inovasi dalam manajemen air perkotaan. Narasumber seperti Tonni Agustiono Kurniawan dan Dita Pravitra Ayu Kasthalisti memaparkan studi kasus konkret, termasuk desain drainase berkelanjutan dan pengelolaan air limpasan di Jakarta.

Melalui konferensi ini, Bappeda DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang tangguh dan berkelanjutan. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan Jakarta dapat menjadi kota yang lebih tangguh dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan.

Artikel Terkait
Aksesbilitas
Perbesar Text
Kecilkan Text
Readable Font
Atur Ulang / Reset