Skenario Pengembangan Riset dan Inovasi untuk Meningkatkan Daya Saing Global Skenario Pengembangan Riset dan Inovasi untuk Meningkatkan Daya Saing Global

Skenario Pengembangan Riset dan Inovasi untuk Meningkatkan Daya Saing Global

Jakarta (26/1), Pada hari terakhir Diskusi Panel Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang diselenggarakan pada 19 Januari 2024, Pusat Riset dan Inovasi Daerah (PRID) Bappeda Provinsi DKI Jakarta mengusung tema Diskusi Panel “Skenario Pengembangan Riset dan Inovasi untuk Meningkatkan Daya Saing Global”.

Empat narasumber ahli di bidang riset dan inovasi hadir di antaranya, Dr. Yopi (Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah, Badan Riset dan Inovasi Nasional); Wawan Mas’udi, S.IP., M.P.A., Ph.D (Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gajah Mada); Randy R. Wrihatnolo (Perencana Ahli Utama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas); dan Hartanto Wibowo (Director of Corporate Planning and Business Development PT. PLN/Persero).

Paparan pertama dimulai oleh Wawan Mas’udi yang menekankan tentang pentingnya hilirisasi riset di Indonesia. “Hilirisasi dari sebuah riset itu sangat penting. Alasannya agar hasil riset tidak berhenti menjadi suatu riset saja. Tapi, hasil riset bisa diaplikasikan menjadi kebijakan publik dan memberi manfaat bagi orang banyak”, ujarnya.

Ia juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap negara-negara maju yang saat ini banyak menjadi leading sector dalam isu-isu kontemporer secara global. Menurutnya, hasil kesuksesan mereka berasal dari konsistensi investasi dalam bidang riset dan inovasi yang sudah dikerjakan sejak beberapa puluh tahun lalu. Namun, ia meyakinkan semua audiens bahwa Jakarta masih belum terlambat mengejar kemajuan kota-kota global lainnya. Oleh karena itu, Jakarta harus ‘melek’ research and development (RnD) sejak sekarang.

Pemaparan dilanjutkan oleh Dr. Yopi, ia menjelaskan tentang pentingnya suatu ekosistem riset. Baginya jika riset dan inovasi tidak didorong dengan pembentukan ekosistem, maka riset tidak akan memiliki platform yang kuat untuk terus maju. “Dalam menuju kota global, ekosistem riset sangat penting untuk dibangun. Jika ekosistem risetnya tidak dibangun platform, maka kita hanya akan bekerja sendiri-sendiri”, tambahnya.

Sesi selanjutnya adalah paparan dari Randy R. Wrihatnolo. Pada sesi ini audiens dibawa untuk mengimajinasikan Jakarta sebagai seorang manusia. Untuk membentuk wajah baru Jakarta, khususnya dalam penyusunan RPJPD selama 20 tahun ke depan, Jakarta harus diproyeksikan sebagai seorang individu. “Perencanaan harus berawal dari mimpi, bukan dari data. Karena kalau dari data, kita hanya akan dikurung dengan data. Anggap Jakarta adalah manusia. Pikirkan akan menjadi apa Jakarta di 20 tahun ke depan?”, tegasnya.

Paparan dilanjutkan oleh Hartanto Wibowo, dengan tegas ia menyampaikan bahwa PLN siap berkolaborasi untuk mendorong Jakarta menjadi kota global. Dalam paparannya ia menyampaikan, “Kita akan selalu siap mendorong Jakarta menjadi kota global. Ke depannya tidak ada lagi pembangunan yang sifatnya tidak ramah lingkungan, semua harus Green Energy!”. Acara dilanjutkan dengan tanggapan dari para penanggap dan audiens yang hadir di lokasi acara, Jakarta Future City Hub. Diskusi Panel ini sukses menghasilkan banyak insights baru tentang riset dan inovasi untuk mendukung Jakarta menjadi kota yang lebih livable di taraf internasional.

Artikel Terkait
Aksesbilitas
Perbesar Text
Kecilkan Text
Readable Font
Atur Ulang / Reset