Pada Kamis (28/4), pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) tahun 2022 telah diselenggarakan. Peresmian Pembukaan Musrenbangnas 2022 ini diawali dengan laporan pelaksanaan Musrenbang oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Dr. (HC). Ir. H. Suharso Monoarfa, M.A.
Adapun tujuan dari pelaksanaan Musrenbangnas Tahun 2022 antara lain, menyempurnakan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2023 menjadi Permen Rancangan RKP Tahun 2023; Mengintegrasikan dan menyempurnakan Rancangan Renja K/L Tahun 2023 dengan menyelaraskan program/kegiatan, indikator serta lokasi program/kegiatan yang disusun oleh K/L dan pemerintah daerah sesuai sasaran 7 Prioritas Nasional; serta Menyediakan arahan bagi penyempurnaan Rancangan Akhir RKPD Tahun 2023.
Dalam laporannya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Suharso Monoarfa, menyampaikan bahwa kita masih menghadapi tantangan untuk pemulihan ekonomi. Terlebih lagi dengan adanya konflik antara Rusia – Ukraina, sehingga berdampak pada energi, supply chain, dan lain sebagainya. Selain itu, perkembangan jumlah kasus COVID-19 di tanah air menunjukkan angka yang terus menurun dan terkendali. Hal ini mendorong rasa optimisme bagi kita semua terutama dalam pemulihan ekonomi nasional.
Musrenbangnas tahun 2022 mengusung tema dari Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2023 yakni, “Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”. Salah satu kunci penting adalah transformasi ekonomi dan transformasi digital agar Indonesia bisa menjadi produsen digital. Hal ini menjadikan pelaksanaan Musrenbangnas menjadi sangat penting agar bisa menciptakan RKP 2023 yang inklusif dan berkelanjutan.
Usai laporan, dilanjutkan dengan pembukaan Musrenbangnas tahun 2022 secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo. Pada pidato pembukaannya, Presiden menegaskan bahwa tahun ini dan tahun depan kita akan menghadapi situasi yang tidak mudah. Situasi ekonomi dan politik-global yang mengalami gejolak dengan penuh ketidakpastian. Selain itu, pandemi COVID-19 belum sepenuhnya berakhir di mana beberapa negara masih menerapkan lockdown dan tindakan pencegahan lainnya. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada supply chain yang salah satu dampaknya adalah inflasi global meningkat tajam.
Saat ini, tingkat inflasi Indonesia masih terbilang aman di angka 2,6%. Akan tetapi, kita harus betul-betul siap jika krisis ini berlanjut di masa depan. Oleh karena itu, Presiden menegaskan agar kita memiliki sense of crisis. Dengan demikian, kita bisa bersama-sama berupaya dalam meningkatkan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Untuk mencapai ini, Presiden menyampaikan ada 7 (tujuh) hal utama yang perlu dilakukan setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam menghadapi gejolak ekonomi global antara lain, Bekerja fokus untuk dapat tingkatkan komponen belanja dalam negeri; Percepat proses hilirisasi industri yang dilakukan di dalam negeri; Tingkatkan produktivitas dan kemandirian di sektor pangan dan energi; Tingkatkan investasi untuk membuka lapangan pekerjaan; Memulai ketentuan defisit dibawah 3% PDB untuk tahun depan; Agenda strategis untuk peningkatan SDM harus terus berjalan; serta Mempersiapkan pelaksanaan Pemilu yang akan dimulai prosesnya pada Bulan Juni Tahun 2022.
Pembukaan Musrenbangnas tahun 2022 ini kemudian dilanjutkan dengan pengarahan para Menteri dan diskusi Pejabat Tinggi Madya.