Di sisi lain, koreksi harga pasca lebaran dan melimpahnya persediaan barang dan jasa juga mendorong inflasi Provinsi DKI Jakarta terdepresiasi. Penurunan inflasi sudah terjadi sejak Maret 2023. Penurunan inflasi pada bulan Mei 2023 merupakan penurunan ketiga sepanjang tahun 2023. Provinsi DKI Jakarta pada bulan Mei 2023 mengalami deflasi perdana secara month to month sebesar 0,10%. Pemicu utama deflasi yakni penurunan tarif angkatan udara, harga bayam, dan kerudung. Di sisi lain, secara year on year nilai inflasi pada bulan Mei 2023 tercatat sebesar 3,52%, turun 0,17% dari inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 3,69%. Angka tersebut juga berada dalam range proyeksi inflasi 2023 dalam dokumen Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026 (3±1).
Inflasi year on year pada bulan April 2023 dipicu oleh komoditas bensin, kontrak rumah, dan beras. Berdasarkan kelompok pengeluaran, terdapat sembilan kelompok dari sebelas kelompok yang mengalami inflasi secara year on year. Kenaikan indeks harga tertinggi masih sama seperti bulan sebelumnya yaitu terjadi pada kelompok transportasi diikuti oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Inflasi pada kelompok transportasi dipicu oleh kenaikan harga bensin, tarif angkutan dalam kota, dan juga tarif kereta api. Di sisi lain, kenaikan harga beras beberapa bulan sebelumnya dan juga kenaikan harga rokok kretek filter dan rokok putih mampu mendorong inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga memberikan andil tinggi terhadap inflasi year on year akibat naiknya biaya kontrak rumah, bahan bakar rumah tangga, dan biaya sewa rumah.
Inflasi year on year Provinsi DKI Jakarta pada bulan Mei 2023 secara nasional menempati posisi ke 70 dari 90 kota. Hal tersebut menunjukkan bahwa inflasi Provinsi DKI Jakarta cukup terkendali. Selanjutnya, jika dibandingkan dengan kota-kota satelit di sekitar Provinsi DKI Jakarta, inflasi Provinsi DKI Jakarta (3,52%) berada pada posisi terendah kedua dibandingkan kota Bogor (4,57%), Depok (4,14%), Tangerang (3,42%), dan Bekasi (4,57%). Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta (05/06/2023)