Pembukaan Jakarta Innovation Days 2025 Pembukaan Jakarta Innovation Days 2025

Pembukaan Jakarta Innovation Days 2025

Pembukaan Jakarta Innovation Days 2025

Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, membuka Jakarta Innovation Days (JID) di Ballroom Thamrin Nine, Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, pada Selasa malam, 21 Oktober 2025. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, memberikan sambutan. Ia mengapresiasi kerja sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Kementerian Ekonomi Kreatif dalam mengembangkan Kota Tua, Bundaran Hotel Indonesia, serta Dukuh Atas. Pramono menjanjikan terowongan dari Bundaran HI ke Dukuh Atas, untuk berjalan kaki yang bebas dari hujan dan terik matahari. Dengan demikian, konsep fifteen minutes city, yang berjalan kaki dari tempat tinggal ke kantor, fasilitas kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan sebagainya dalam waktu  15 menit, dapat diwujudkan.

Sebagai proses pengembangan nilai baru untuk solusi kota, ungkap Gubernur Pramono, inovasi ada tiga macam:

1.       Incremental Innovation: perubahan yang mendasar dan terencana, sehingga produk layanan publik semakin baik.

2.       Breakthrough Innovation: pembentukan standar baru untuk pelayanan publik.

3.       Disruptive Innovation: inovasi yang membuat paradigma baru dengan teknologi.

Menurutnya, Jakarta menempuh yang pertama, incremental innovation. Ia mencontohkan, monorel yang selama ini terbengkalai di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, akan dibongkar, karena mengganggu  pemandangan kota. Pemprov sudah mendapat surat dari Kejaksaan Tinggi Jakarta, agar kontraktornya, Adhi Karya, dapat membongkarnya. Namun, bila tidak, Pemprov DKI Jakarta yang akan membongkar monorel tersebut. Contoh lain Sumber Waras di Grogol, Jakarta Barat, seluas 3,6 hektare, yang bakal dibangun rumah sakit internasional.

"Kalau konektivitas transportasi umum di Jakarta sekarang sudah mencapai 91%. Karena sebelumnya 22%, Jakarta mengalami perbaikan transportasi. Tidak heran, bila transportasi Jakarta kini nomor 17 di dunia, lebih baik dibanding Kuala Lumpur, Malaysia, dan Manila, Filipina", tutur Pramono. Dalam survei kota global terbaru, Jakarta juga berada di urutan ke-71, naik dari 74.

Sedangkan ketersambungan air bersih di Jakarta telah mencapai 75%. "Bila sudah mencapai 85%, saya bilang, IPO (Initial Public Offering, penawaran saham perdana perusahaan kepada publik) saja. Sebab, buat saya, pengawasan publik lebih baik daripada perorangan", jelasnya.

Agar lebih nyaman dan aman, Pramono Anung meminta, kolong-kolong jalan tol di Jakarta pun supaya terus dilukis mural atau ditanami. Capaian-capaian serta program-program tersebut menunjukkan Jakarta terus berinovasi menuju kota global, yang antara lain mensyaratkan riset dan inovasi berkelanjutan.

  

Let's Talk Innovation, and Where to Start?

Begitulah judul perbincangan menarik setelah pembukaan JID 2025 di tempat yang sama. Sebagai Co Founder Habibie Innovation Incubator, Ilham Akbar Habibie, menekankan open innovation yang stakeholders harus terbuka dengan teknologi digital. Ia menyebut empat hal yang mesti didampingi sebagai inkubator, yakni: manajemen, model, finansial, serta jaringan.

Ia menjelaskan, inovasi  di Indonesia terkait dengan demografi 4C, yaitu:

1.       Courage (keberanian).

2.       Curiosity (keingintahuan).

3.       Creative (kreatif).

4.       Collaborate (kolaborasi).

Sedangkan Yurike Patrecia Marpaung, Sekretaris Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menyoroti inovasi yang sudah banyak berjalan, namun sering terlepas dari konteks perencanaan kota serta kebutuhan masyarakat. Karena itu, menurutnya, tantangan utama bukan sekadar inovasi, tetapi juga ekosistemnya. Ia menunjuk banyak startup gagal, misalnya, sebab tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Riset pun banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan demikian, perlu kebijakan berbasis data untuk menjembatani riset serta penggunaan hasilnya. Menyangkut masalah akut riset, yakni dana, Yurike memaparkan Dana Abadi Penelitian sebesar Rp 13 triliun yang pernah dijelaskan Menteri Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Stella Christie.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset dan Inovasi Daerah (PRID) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta, Andhika Ajie, mengingatkan, riset serta inovasi merupakan salah satu  indikator kota global. Alhasil, dalam Global City Indeks, Posisi Jakarta menurun dari urutan 54 pada 2015 menjadi 74 pada 2024.

Karena kampus, lembaga riset, dan pemerintah sering berjalan sendiri-sendiri, Ajie mengusulkan Jakarta Research and Innovation Ecosystem (JRIE). Di sinilah startup, akademisi, inovator, serta perangkat daerah berkolaborasi untuk mewujudkan masa depan Jakarta sebagai kota global.

 

                                                                                                                                        

Artikel Terkait
Aksesbilitas
Perbesar Text
Kecilkan Text
Readable Font
Atur Ulang / Reset