Berita Perencanaan|

Jakarta – Bappeda Provinsi DKI Jakarta melanjutkan penyelenggaraan Kick Off Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2025-2045. Agenda hari kedua Kick Off diselenggarakan pada 18 Januari 2024 yang diisi dengan Diskusi Panel dari Bidang Pemerintahan Bappeda Provinsi DKI Jakarta dengan tema “Transformasi Kelembagaan Jakarta Menuju Kota Global yang Berdaya Saing dan Adaptif”.

Terdapat tiga narasumber ahli yang hadir dalam acara ini di antaranya Guru Besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si; Plt Asisten Deputi Manajemen Talenta dan Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Agus Yudi Wicaksono, S.STP., M.PP; dan Plh Direktur Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah Dirjen Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri, Drs. Paskalis Baylon Meja.

Dalam diskusi panel ini, ketiga narasumber sepakat bahwa salah satu kunci sukses Jakarta menjadi kota global adalah dengan melakukan transformasi kelembagaan. Terlebih lagi pasca relokasi Ibu Kota Negara, Jakarta perlu fokus pada Rencana Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (DKJ) nanti. Meski tak menjadi Ibu Kota lagi, Jakarta akan tetap menjadi kota yang tangguh dan memiliki daya saing tinggi untuk bersaing di kancah internasional.

Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si menyatakan dalam paparannya bahwa Jakarta adalah Megacities atau Megalopolitan, “Jangan ragu untuk mengatakan bahwa Jakarta adalah Megacity. Apalagi Jakarta itu memiliki 5 kota Metropolitan dan 1 Kabupaten di Kepulauan Seribu”, ujarnya. Dengan potensi Megacity ini, peluang Jakarta ke depan untuk berkolaborasi secara internasional akan semakin terbuka lebar.

Paparan dilanjutkan oleh Agus Yudi Wicaksono, S.STP., M.PP yang mana dirinya menyampaikan tentang kegundahannya terkait kota pesaing Jakarta di kancah global dalam lingkup Asia Tenggara. Agus mengatakan “Sebenarnya saingan kita bukan Kuala Lumpur, Malaysia lagi. Tapi, Bangkok. Secara bisnis activity, kita kalah dari Kuala Lumpur, namun Kuala Lumpur juga jauh tertinggal dari Bangkok. Sehingga dari Global City Index (GCI) yang ada dapat disimpulkan business activity, cultural activities hingga political engagement Jakarta masih jauh tertinggal dari Bangkok.

Tak kalah dengan dua narasumber lainnya, narasumber ketiga yakni, Drs. Paskalis Baylon Meja juga turut memberikan masukan yang sangat penting untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) kota Jakarta selama 20 tahun ke depan. Ia mengatakan “Jika Jakarta ingin menjadi kota global, kompetisi dengan instansi global adalah kompetisi dengan pelayanan bermartabat”. Dalam hal ini, beliau menekankan semakin baik, cepat dan tepat pelayanan publik yang bisa diberikan kelembagaan Jakarta kepada masyarakat, maka semakin bermartabat pula kualitas kelembagaan kota tersebut, sehingga semakin layak untuk bersaing di tingkat global. Selesai paparan berlangsung, dilanjutkan sesi tanggapan dari para penanggap dan tanya jawab bersama para tamu undangan yang hadir. Ke depannya, diharapkan semua aparatur negara dan masyarakat secara luas dapat bekerja sama dalam mendorong transformasi kelembagaan.

Close Search Window