Berita Perencanaan|

Jakarta (06/05). Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tetap menunjukkan tren positif di tengah perlambatan ekonomi global. Menurut data dari Kementerian Keuangan, Indonesia termasuk negara yang masih bisa menjaga pertumbuhan ekonominya di atas 5% ditengah pelemahan ekonomi global.

Saat ini, negara-negara maju masih harus berjibaku dengan kenaikan suku bunga akibat inflasi yang melemahkan perekonomian mereka.  Proyeksi lembaga-lembaga keuangan dunia bahwa perekonomian global akan menghadapi tantangan berat di tahun 2024 mulai terbukti.

Terlepas dari tren positif tersebut, hingga saat ini Indonesia masih dihadapkan berbagai risiko ketidakpastian global. Ekonomi global di tahun 2024-2025 diproyeksikan masih di bawah tren jangka panjang.

Andry Asmoro selaku Chief Economist Bank Mandiri dalam paparannya pada kegiatan Sidang Kelompok Musrenbang RPJPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2025 – 2045 yang digelar di komplek Balaikota DKI, Jum’at 03 Mei 2024 menjelaskan selama dua dekade terakhir, beberapa negara-negara yang dikenal sebagai pusat keuangan internasional telah berkembang menjadi pusat global, sementara negara yang lain makin tertinggal.

Pusat keuangan baru seperti Shanghai, Dubai dan Abu Dhabi telah melonjak peringkatnya karena upaya strategis pemerintah mereka masing-masing. Sedangkan Jakarta paska sudah tak lagi menjadi ibukota dan memutuskan untuk bersaing menjadi salah satu kota global di dunia perlu meningkatkan daya saing agar menarik investasi asing dan menjadi salah satu pilihan utama investor dalam berbisnis.

Andy menambahkan, Jakarta harus memfokuskan poin penting untuk bisa bertarung di kancah kota Global dunia. Poin yang harus diperhatikan antara lain adaptasi pusat bisnis di Jakarta paska ibukota pindah ke, Ibu Kota Nusantara kemudian peningkatan tingkat sumber daya manusia, pemanfataan pertukaran informasi, hingga menonjolkan pengalaman kebudayaan yang selama ini belum jadi program prioritas.

Pada kegiatan yang sama, Tari Lestari, S.Si, SE, MS, Direktur Keuangan Negara dan Analisis Moneter, Kementerian PPN/Bappenas memberikan pernyataan senada dalam paparannya. Ia menjelaskan Jakarta sebagai kota global merupakan sebuah kota yang memiliki peran penting dalam pengintegrasian ekonomi yang mampu menarik modal, barang, sumber daya manusia, gagasan, serta informasi secara global.

Salah satu hal yang harus diperhatikan pembuat kebijakan di Jakarta terkait penyusunan dokumen RPJPD 2025 -2045 adalah pola kebijakan investasi di masa mendatang ungkap Tari Lestari. Kebijakan Investasi ke depan ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan, yang diarahkan pada peningkatan poin investasi. Diantaranya investasi beriorientasi ekspor yang dapat mengembangkan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif serta meningkatkan partisipasi dalam rantai produksi global, investasi hijau yang mencakup percepatan transisi energi dan penerapan ekonomi sirkular, hingga sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan investasi pusat-daerah dengan kebijakan ketenagakerjaan, energi, perdagangan, tata ruang, fiskal, serta pembiayaan.

Kedepannya, untuk menjadi kota global, Jakarta perlu melakukan akselerasi terobosan dan berbenah mengingat Jakarta masih relatif tertinggal dengan kota-kota bisnis global lainnya. Kedepan, kota bisnis global akan menghadapi megatrend global yang akan mempengaruhi perkembangan kota-kota global.

Untuk mewujudkan hal tersebut ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya meningkatkan kapasitas daya saing kota Jakarta secara berkelanjutan yang akan menumbuhkan kepercayaan komunitas internasional untuk berinvestasi di Jakarta serta meningkatkan kepastian hukum dan kualitas pelayanan perizinan melalui penuntasan regulasi terkait penanaman modal, serta penyelesaian sistem perizinan dan kemudahan berusaha terintegrasi Online Single Submission berbasis risiko.

Close Search Window