Berita Perencanaan|

Jakarta (27/2). Provinsi DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat perekonomian negara, merefleksikan bangsa Indonesia yang multi etnik, multi agama, multi ras, dan multi golongan. Kebijakan pembangunan perkotaan harus mampu menciptakan peluang ekonomi bagi refleksi kehidupan tersebut.

Sebagai salah satu tahapan dalam penyusunan Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2025, Bappeda provinsi DKI Jakarta melalui Bidang Perekonomian menggelar sidang kelompok bertemakan ekonomi. Sidang kelompok ini dibuka langsung oleh Kepala Bidang Perekonomian, Bappeda Provinsi DKI Jakarta, Feirully Irzal.

Dalam sambutannya, Feirully menjelaskan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada hakekatnya memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pembangunan dan perekonomian suatu wilayah. Namun, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga dapat membawa perubahan terhadap proporsi kebutuhan SDM di setiap sektor pekerjaan.

Sidang kelompok bidang Ekonomi ini dihadiri oleh dua orang narasumber yang kompeten dibidangnya yakni, Indra Diwangkara selaku Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia dan Muhammad Yorga Permana selaku dosen Sekolah Bisnis Manajemen ITB.

Dalam kegiatan ini, kebijakan dan isu strategis bidang ekonomi jadi bahasan utama. Salah satunya menyoroti pengaruh Gig Economy terhadap perluasan kesempatan kerja di DKI Jakarta, serta strategi yang harus dipersiapkan pemerintah daerah untuk beradaptasi dan bersaing dalam era Gig Economy baik di level makro maupun mikro.

Yorga menyoroti peran peningkatan partisipasi pekerja dan pengurangan pengangguran, serta semakin banyak pilihan jasa pekerjaan yang bisa ditawarkan dapat mendorong inovasi dan kompetisi di Jakarta.

Selain itu sidang kelompok bidang ekonomi ini juga menitikberatkan pada peran pemerintah dalam mempromosikan integrasi budaya dan meningkatkan pariwisata berbasis pengalaman sebagai bagian dari strategi pengembangan pariwisata Jakarta. Hal ini dikarenakan unsur budaya dipercaya berperan penting dalam pengembangan produk wisata untuk memperkuat citra kota Jakarta sebagai indikator kota global di mata dunia.

Disisi lain, Indra dalam paparannya menjelaskan pentingnya integrasi unsur budaya dalam produk pariwisata sehingga dapat memberikan pengalaman yang lebih otentik dan berkesan bagi wisatawan yang berkunjung ke Jakarta. Karena budaya adalah identitas dan pembeda utama suatu daerah.

Pada akhirnya, komitmen serta sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam mengawal dan melaksanakan, program maupun kegiatan pembangunan Provinsi DKI Jakarta sebagaimana tertuang dalam RKPD Tahun 2025 menjadi sangat penting. Untuk itu, Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta mengajak semua stakeholders untuk bersama-sama mewujudkan pemantapan daya saing daerah menuju kemandirian.

Close Search Window