Berita Perencanaan|

Berdasarkan data historis, pergerakan inflasi year on year pada tahun 2021-2022 cenderung menunjukkan tren meningkat. Hal tersebut karena pada tahun 2021-2022 merupakan proses pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Pemulihan ekonomi ditandai dengan meningkatnya aktivitas ekonomi yang kemudian diikuti oleh peningkatan permintaan berbagai barang dan jasa sehingga mendorong harga bergerak naik. Kemudian pada tahun 2023, cenderung terdapat penurunan pada pergerakan inflasi. Pada tahun 2023, telah dilakukan berbagai upaya dalam menjaga stabilitas harga yang kemudian mampu meredam laju inflasi. Perkembangan inflasi year on year pada September 2023 turun tajam dibandingkan inflasi year on year bulan sebelumnya dan menyentuh angka dibawah 2%. Selain itu, inflasi yang terjadi merupakan yang terendah dalam satu setengah tahun terakhir.

Provinsi DKI Jakarta pada bulan September 2023 mengalami inflasi year on year sebesar 1,89%, turun dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,93%. Angka tersebut sudah berada diluar range proyeksi inflasi 2023 dalam dokumen Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026 (3±1). Pemicu utama inflasi year on year kali ini yakni naiknya harga beras, kontrak rumah, daging ayam ras, rokok kretek filter, dan upah asisten rumah tangga. Sementara itu, untuk komoditas yang meredam inflasi year on year yaitu cabai merah, angkutan udara, telur ayam ras, cabai rawit, dan pepaya. Di sisi lain, secara month to month nilai inflasi pada bulan September 2023 justru mengalami peningkatan dan tercatat sebesar 0,19% naik dari inflasi bulan sebelumnya yang mengalami inflasi month to month sebesar 0,01%. 

Ditinjau dari kelompok pengeluaran, terdapat sepuluh (sepuluh) kelompok dari 11 (sebelas) kelompok yang mengalami inflasi, dan 1 (satu) kelompok lainnya mengalami deflasi secara year on year. Andil inflasi tertinggi yaitu bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,88%, diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,28%. Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil -0,06%.

Jika dibandingkan dengan kota-kota lainnya, inflasi year on year Provinsi DKI Jakarta pada bulan September 2023 menempati posisi ke-72 dari 90 kota. Sedangkan, inflasi month to month Provinsi DKI Jakarta berada pada posisi ke-48 dari 73 kota yang mengalami inflasi. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa inflasi Provinsi DKI Jakarta relatif rendah. Selain itu, jika dibandingkan dengan kota-kota satelit di sekitar Provinsi DKI Jakarta, inflasi year on year Provinsi DKI Jakarta (1,89%) berada pada posisi terendah dibandingkan Kota Bogor (2,98%), Depok (1,96%), Tangerang (1,97%), dan Bekasi (2,34%). 

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta (02/10/2023)


Close Search Window