Berita Perencanaan|

Jakarta (1/11), Bappeda Provinsi DKI Jakarta kembali menyelenggarakan Focus Group Discussions (FGD) bersama perwakilan Organisasi Perangkat Daerah, organisasi non pemerintah (NGO) hingga komunitas. Latar belakang diselenggarakannya FGD ini adalah permasalahan kota Jakarta yang semakin kompleks, sehingga memerlukan pendekatan yang inovatif dan komprehensif dalam mengatasinya. Oleh karena itu, transformasi kebijakan publik dianggap sangat penting dalam pembangunan Kota Jakarta. 

FGD bertema “Pembangunan Kota Jakarta melalui Transformasi Kebijakan Publik” ini dihadiri langsung oleh Kepala Bappeda Provinsi DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania dan Kepala Pusat Riset dan Inovasi Daerah Bappeda Provinsi DKI Jakarta, Andhika Ajie. Turut hadir empat narasumber diantaranya, Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri, Dr. Yusharto Huntoyungo, M.Pd; Koordinator Jawa I, Kementerian PPN/Bappenas, Rinella Tambunan; Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Yopi; serta CEO Think Policy, Andhyta Firselly Utami.

Dr. Yusharto Huntoyungo menjelaskan bahwa inovasi dapat meningkatkan daya saing suatu daerah atau kota. Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu kota yang selalu berinovasi, namun Jakarta perlu terus berinovasi agar indikator-indikator kota global dapat terpenuhi. Menyambung pemaparan Yusharto, Andhyta Firselly Utami sebagai founder Think Policy atau yang dikenal oleh anak muda di Instagram sebagai Afu, menyampaikan bahwa dalam melihat permasalahan kota, perlu dipikirkan masalah adaptif dan teknis. Dengan begitu, dapat didiagnosis permasalahan publik melalui kebijakan publik yang tepat.


Menurut Afu, masih banyak masalah adaptif yang hanya diselesaikan dengan cara teknis saja. Misalnya untuk menyelesaikan masalah kemacetan dan polusi udara, pemerintah membangun mass rapit transit (MRT). Hal ini bagus, namun hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana membuat masyarakat menjadi beradaptasi dengan menggunakan MRT daripada kendaraan pribadi. Sebagai penutup, ia menyimpulkan kunci utama dalam transformasi kebijakan publik bisa dilakukan melalui people, process, dan solutions.


Selain Yusharto dan Afu, kedua narasumber lainnya yakni, Dr. Yopi dan Rinella hadir secara daring. Dr. Yopi dari BRIN menyampaikan dalam mengatasi permasalahan pembangunan perkotaan, penyusunan kebijakan publik perlu berdasarkan data dan bukti ilmiah.


Terakhir, Rinella berpendapat bahwa dalam menyusun kebijakan harus adaptif dan agile, sehingga perlu ada sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah. Oleh karena itu, ada banyak hal yang perlu disiapkan Jakarta menuju global city, salah satunya adalah menjadikan R&D sebagai basis transformasi kebijakan.


Post event ini diharapkan dapat menjadi melting pot bagi masyarakat dan stakeholders untuk bersama-sama membangun Kota Jakarta melalui transformasi kebijakan publik.

Close Search Window