Berita Perencanaan|

Momen hari raya Idul Fitri dirayakan dengan berbagai macam tradisi oleh masyarakat Indonesia. Salah satu tradisi yang unik yaitu mudik ke kampung halaman. Fenomena mudik tentunya meningkatkan mobilitas masyarakat ditengah pandemi Covid-19 yang semakin terkendali. Selain itu, tradisi mudik juga meningkatkan permintaan sejumlah komoditas barang dan jasa diiringi dengan naiknya harga sejumlah barang dan jasa. Faktor lain seperti minimnya pasokan terhadap suatu komoditas pun menjadi pendorong naiknya harga. Namun demikian, pasca hari raya Idul Fitri biasanya terjadi koreksi harga untuk sejumlah komoditas yang kemudian mampu menahan laju inflasi.

Inflasi DKI Jakarta terus berfluktuatif selama tiga tahun terakhir, pola fluktuasi inflasi musiman bulan puasa dan lebaran kembali terjadi pada tahun 2022. Pola musiman tersebut ditandai dengan harga-harga yang meningkat pada bulan puasa dan lebaran yang selanjutnya diikuti oleh penurunan yang cukup dalam pada bulan berikutnya. Nilai inflasi DKI Jakarta pada bulan Mei 2022 sebesar 0.06%, turun drastis dari inflasi bulan April 2022 yang mencapai 0.70%. Koreksi harga pasca lebaran menjadi pemicu meredamnya laju inflasi yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Penyumbang inflasi tertinggi pada bulan Mei 2022 dipicu oleh sejumlah komoditas langganan musiman lebaran. Komoditas-komoditas tersebut yaitu telur ayam ras, angkutan udara, bawang merah, dan bawang putih. Di sisi lain, terjadi penurunan harga pada komoditas daging ayam ras, minyak goreng, dan beras yang menahan laju inflasi. Selanjutnya, berdasarkan klasifikasi kelompok pengeluaran, kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran memberikan andil inflasi tertinggi pada bulan Mei 2022. Selain itu, sumbangan inflasi yang tinggi juga diberikan oleh kelompok transportasi; dan perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga. Di sisi lain, kelompok pakaian dan alas kaki; dan makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi yang tentunya juga menahan laju inflasi.

Angka inflasi DKI Jakarta secara year on year sebesar 2,27% juga masih dalam range proyeksi inflasi Jakarta pada RKPD 2022 (3±1%) sehingga masih dapat dikendalikan atau dalam kategori aman. Di samping itu, DKI Jakarta menepati posisi ke 85 dari 87 kota yang mengalami inflasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa inflasi DKI Jakarta relatif rendah. Selanjutnya, jika dibandingkan dengan kota-kota satelit di sekitar DKI Jakarta, inflasi DKI Jakarta masih relatif lebih rendah dari kota Bogor, Depok, dan Bekasi.

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta (02/06/2022)

Close Search Window