Jakarta (24/4). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Sidang Kelompok Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2026 bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup. Hal ini menandai langkah penting dalam merumuskan arah pembangunan Jakarta menuju kota global yang berketahanan.
Acara yang berlangsung di ruang Tempoe Doeloe, Balai Kota DKI Jakarta, ini mengusung tema "Menuju Infrastruktur dan Lingkungan Kota Global yang Berketahanan". Sidang Kelompok Musrenbang RKPD 2026 tersebut menjadi wadah sinergi di antara berbagai pemangku kepentingan, untuk menyusun perencanaan pembangunan yang komprehensif, inklusif, serta berkelanjutan. Dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan terkait pembangunan dan lingkungan hidup, perlu memperhatikan tantangan global, nasional, maupun Jakarta sendiri yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi Provinsi DKI Jakarta.
Sidang Kelompok ini diikuti para peserta yang mewakili beragam elemen masyarakat, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov DKI Jakarta, akademisi dari berbagai universitas terkemuka, komunitas dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang aktif dalam isu-isu pembangunan maupun lingkungan, hingga para pemangku kepentingan yang memiliki komitmen kuat terhadap kualitas lingkungan maupun pembangunan di Jakarta. Kehadiran berbagai pihak tersebut menunjukkan komitmen bersama untuk berkontribusi dalam mewujudkan visi Jakarta sebagai kota yang layak huni, berdaya saing, serta ramah lingkungan.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Afan Adriansyah Idris, membuka acara ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan kembali komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang tidak hanya unggul dalam aspek ekonomi, tetapi juga memiliki lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.
"Dalam penyusunan RKPD 2026 ini tolong pedomani betul apa-apa yang ada di dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029, di mana di dalamnya pasti sudah mengakomodasi visi-visi gubernur. Kemudian Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DKI dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)," ujarnya.
Afan juga menekankan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan dalam proses perencanaan pembangunan. "Musrenbang ini adalah momentum bagi kita semua untuk bersinergi, bertukar ide, dan memberikan masukan konstruktif, demi mewujudkan Jakarta yang kita impikan," imbuhnya.
Ia pun menitipkan pesan terkait beberapa isu penting yang wajib ditanggulangi bersama. Pertama, penanganan banjir, khususnya di daerah aliran sungai Kali Krukut dan Mampang yang belum tersentuh secara optimal. Kedua, ia menyoroti pula fenomena banjir rob di pesisir utara Jakarta, dengan memfokuskan penyelesaian pembangunan tanggul pantai.
Hadir dalam sidang kelompok Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup ini dua narasumber. Mereka adalah Ahmad Gamal, Wakil Rektor Universitas Indonesi Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sumber Daya, serta Abimantra Pradhana, seorang wirausahawan, arsitek, dan profesional urban design.
Paparan Ahmad Gamal mencakup analisis komprehensif mengenai dinamika pertumbuhan kota, tantangan urbanisasi, serta peluang pengembangan yang berkelanjutan. "Pembangunan di Jakarta bisa berhasil, jika Pemprov DKI bisa menggerakkan teman-teman sektor swasta untuk berpartisipasi. Caranya dengan menjelaskan bahwa kalau mereka membangun dengan standar tertentu, bisa menguntungkan untuk bisnis mereka, sehingga mereka mau bernvestasi. Istilahnya good planning practices is a good business, and good design is a good business," tuturnya.
Sementara itu, Abimantra Pradhana, yang berpengalaman luas dalam perencanaan dan pengembangan kota-kota modern, memaparkan strategi masa depan kota yang produktif, inklusif, serta tangguh. Presentasinya menyoroti perencanaan yang partisipatif, pengembangan ruang publik yang berkualitas, serta integrasi teknologi untuk menciptakan kota yang layak huni dan berkelanjutan.
Ia menjelaskan bagaimana masa depan sebuah kota dibangun dari langkah kaki Jakarta, di mana salah satu tolak ukur kota global adalah kota yang sehat lingkungan dan warganya. "Perlu satu badan khusus yang mampu mendesain untuk menggerakkan warga agar nmemanfaatkan infrastruktur, khususnya beberapa ruas jalan yang bisa digunakan sebagai sarana olahraga yang hipe, sederhana, sekaligus gratis belakangan ini. Jadi, intinya bangunlah warganya dulu untuk mau dan aktif bergerak, sehingga warga bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan Jakarta. Karena tak bisa dipungkiri, Jakarta yang lebih baik bisa dibangun dari langkah kaki warganya", papar Abimantra.
Sidang kelompok Musrenbang RKPD 2026 ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret dan strategis untuk pembangunan infrastruktur serta lingkungan hidup di Jakarta. Rekomendasi tersebut akan menjadi acuan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan dan program yang lebih efektif serta efisien.
Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Jakarta dapat menuju visi sebagai kota global yang berketahanan, berkelanjutan, serta layak huni bagi semua warganya. Dengan demikian, mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan peningkatan daya tahan kota menjadi salah satu dari misi utama menuju Jakarta sebagai Top 20 Global City pada 2045.